Assalamu alaikum Sahabat, Selamat Datang di Blog sederhanaku, get the inspiration of life...

Share on:

Sabtu, 26 Desember 2015

Hakekat Syukur

Syukur merupakan sikap mengakui pemberian nikmat terhadap pemberi nikmat dengan bentuk kepatuhan dan kecintaan. Dilakukan dengan tiga perkara, sebagaimana disebutkan di dalam sya'ir:


أَفَادَتْكُمُ النَّعْمَاءُ مِنِّي ثَلاَثَةً
يَدِي وَلِسَانِي وَ الضَّمِيْرَ المُحَجَّبَا

Nikmat (darimu) memberikan tiga faedah dariku kepada kamu
Tanganku, lidahku, dan hatiku yang tersembunyi [Syarh ‘Aqîdah Wâsithiyah, Dr. Muhammad Khalîl Harrâs, hlm: 50, tahqîq: 'Alwi bin Abdul Qodir As-Saqqâf, penerbit: Darul Hijroh, cet: 2, th: 1414H / 1993M]

Manakah yang Lebih Utama: Orang Kaya yang Pandai Bersyukur ataukah Orang Miskin yang Selalu Bersabar?

ALLAH S.W.T berfirman :

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ

“Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.” (QS. Al Hujurat: 13)

ALLAH S.W.T berfirman :

Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS al-Anfâl, 9: 46)

Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَاَلَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَا يَقْضِي اللَّهُ لِلْمُؤْمِنِ قَضَاءً إلَّا كَانَ خَيْرًا لَهُ وَلَيْسَ ذَلِكَ لِأَحَدِ إلَّا لِلْمُؤْمِنِ إنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

“Demi yang jiwaku berada di tangan-Nya. Allah tidaklah menetapkan bagi seorang mukmin suatu ketentuan melainkan itu baik baginya. Hal ini tidaklah mungkin kita jumpai kecuali pada seorang mukmin. Jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur, maka itu baik baginya. Jika ia ditimpa suatu bahaya, ia bersabar, maka itu pun baik baginya.”

Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

«الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ، قُلْنَا: لِمَنْ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: للهِ، وَلِكِتَابِهِ، وَلِرَسُوْلِهِ، وَلأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِيْنَ وَعَامَّتِهِمْ»

“Agama itu nasihat.” Kami bertanya, “Untuk siapa, ya Rasulullah?” Beliau Saw. menjawab, “Untuk Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin kaum Muslim, dan mereka semuanya (kaum Muslim).” (HR Muslim dari Tamin ad-Dari)

Nikmat Allah pada kita tak terhitung lagi jumlahnya, apa ada yang bisa menghitung banyaknya nikmat Allah yang telah kita terima dan kita gunakan dalam hidup ini? saya rasa tidak ada yang dapat membukukannya, bahkan seorang akuntan sehebat apapun. Demikian banyaknya sehingga kita tidak mampu menghitungnya. Allah berfirman, ''Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.'' (QS 16: 18).

Makna syukur adalah menampakkan nikmat dengan menggunakannya pada tempat dan sesuai dengan kehendak pemberinya. Sedangkan hakikat kufur adalah menyembunyikan dan melupakan nikmat. Allah SWT berfirman, ''Dan (ingatlah) tatkala Tuhanmu memaklumkan, 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku sangat pedih'.'' (QS 14: 7).

Karena nikmat berasal dari Allah, secara otomatis semua bentuk syukur ditujukan kembali kepada Allah. Namun, bukan berarti kita tidak boleh bersyukur kepada mereka yang menjadi perantara nikmat Allah. Ini bisa dipahami dari perintah Alah untuk bersyukur kepada orang tua yang telah berjasa menjadi perantara kehadiran kita di dunia. Firman Allah SWT, ''Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua ibu-bapakmu, hanya kepada-Kulah kamu kembali.'' (QS 31: 14).

Perintah bersyukur kepada orang tua sebagai isyarat bersyukur kepada mereka yang berjasa dan menjadi perantara nikmat Allah. Orang yang tidak mampu bersyukur kepada sesama sebagai tanda ia tidak mampu pula bersyukur kepada Allah swt . Nabi bersabda, ''Siapa yang tidak mensyukuri manusia, maka ia tidak mensyukuri Allah.'' (HR Tirmidzi).

Manfaat syukur akan menguntungkan pelakunya yaitu kita sendiri. Allah tidak akan memperoleh keuntungan dengan syukur hamba-Nya dan tidak akan rugi atau berkurang keagungan-Nya apabila hamba-Nya kufur. Allah berfirman, ''Dan siapa yang bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan siapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Mahakaya lagi Mahamulia.'' (QS 27: 40).

Bagaimana cara bersyukur? ada beberapa cara mensyukuri nikmat Allah swt. Pertama, syukur dengan hati. Ini dilakukan dengan mengakui sepenuh hati apa pun nikmat yang diperoleh bukan hanya karena kepintaran, keahlian, dan kerja keras kita, tetapi karena anugerah dan pemberian Allah Yang Maha Kuasa. Keyakinan ini membuat seseorang tidak merasa keberatan betapa pun kecil dan sedikit nikmat Allah yang diperolehnya.

Kedua, syukur dengan lisan. Yaitu, mengakui dengan ucapan bahwa semua nikmat berasal dari Alloh swt. Pengakuan ini diikuti dengan memuji Alloh melalui ucapan alhamdulillah. Ucapan ini merupakan pengakuan bahwa yang paling berhak menerima pujian adalah Allah.

Ketiga, syukur dengan perbuatan. Hal ini dengan menggunakan nikmat Allah pada jalan dan perbuatan yang diridhoi-Nya, yaitu dengan menjalankan syariat , menta'ati aturan Allah dalam segala aspek kehidupan

Sikap syukur perlu menjadi kepribadian setiap muslim. Sikap ini mengingatkan untuk berterima kasih kepada pemberi nikmat (Allah) dan perantara nikmat yang diperolehnya (manusia). Dengan syukur, ia akan rela dan puas atas nikmat Allah yang diperolehnya dengan tetap meningkatkan usaha guna mendapat nikmat yang lebih baik.

Selain itu, bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah merupakan salah satu kewajiban seorang muslim.   Seorang hamba yang tidak pernah bersyukur kepada Allah, alias kufur nikmat, adalah orang-orang sombong yang pantas mendapat adzab Allah SWT.

Allah  telah memerintahkan hamba-hambaNya untuk mengingat dan bersyukur atas nikmat-nikmatNya: “Karena itu, ingatlah kamu kepadaKu niscaya Aku ingat pula kepadamu, dan bersyukurlah kepadaKu dan janganlah kamu mengingkari nikmatKu.” (QS al-Baqarah:152)

Ahli Tafsir, Ali Ash Shobuni menjelaskan bahwa yang dimaksud “Ingat kepada Allah” itu adalah dengan Ibadah dan Ta’at, maka Allah akan ingat kepada kita, artinya memberikan pahala dan ampunan. Selanjutnya kita wajib bersyukur atas nikmat Allah dan jangan mengingkarinya dengan berbuat dosa dan maksiat.

Telah diriwayatkan bahwa Nabi Musa as pernah bertanya kepada Tuhannya: ”Ya Robb, bagaimana saya bersyukur kepada Engkau?  Robbnya menjawab: ”Ingatlah Aku, dan janganlah kamu lupakan Aku.  Jika kamu mengingat Aku sungguh kamu telah bersyukur kepadaKu. Namun, jika kamu melupakan Aku, kamu telah mengingkari nikmatKu”.

Di zaman sekarang ini, betapa banyak orang merefleksikan rasa bersyukur, namun dengan cara-cara yang bertentangan dengan prinsip-prinsip syukur itu sendiri. Untuk itu, para ulama telah menggariskan tata cara bersyukur yang benar, yakni dengan cara beribadah dan memupuk ketaatan kepada Allah swt dan meninggalkan maksiat.

Allah swt telah menyatakan dengan sangat jelas bahwa orang-orang yang mau bersyukur atas nikmat yang diberikanNya sangatlah sedikit.  Kebanyakan manusia ingkar terhadap nikmat yang diberikan Allah kepada mereka.   “Sesungguhnya Allah benar-benar mempunyai karunia yang dilimpahkan atas umat manusia, akan tetapi kebanyakan mereka tidak mensyukurinya.” [QS Yunus: 60]

“Katakanlah: “Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu dari bencana di darat dan di laut yang kamu berdoa kepadaNya dengan berendah diri dengan suara yang lembut (dengan mengatakan): ”Sesungguhnya jika Dia menyelamatkan kami dari bencana ini, tentulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur.”   Katakanlah: ”Allah menyelamatkan kamu daripada bencana itu dan dari segala macam kesusahan, kemudian kamu kembali mempersekutukanNya.” (QS Al-An’aam: 63-64).

Tidak jarang, ketika manusia ditimpa berbagai macam kesusahan mereka segara berdoa dan berjanji untuk bersyukur pada Allah jika bencana itu dihindarkanNya.  Akan tetapi, ketika Allah menghindarkan mereka dari bencana itu, mereka lupa bersyukur bahkan kembali mempersekutukan Allah swt.   Betapa banyak orang menangis, meratap, memelas dan merengek-rengek meminta kepada Allah swt agar dihindarkan dari kesusahan hidup; masalah pribadi, soal pekerjaan, musibah, dsb.  Akan tetapi, ketika Allah menghindarkan mereka dari kesusahan mereka kembali lalai, bermaksiat, bahkan menerapkan aturan-aturan selain aturan Allah.   Bukankah hal ini termasuk telah menyekutukan Allah swt? mana yukur kita? mana rasa terimakasih kita? mari kita berbenah, berlatih untuk selalu bersyukur dan menghindari kufur, semoga Allah selalu mengingatkan dan menuntun kita dijalan yang benar,  amiennn....

اَشْهَدُاَنْالَااِلَهَ اِلَّااللهُ وَاَثْهَدُاَنَّ مُحَمَّدًا رَسٌؤلُ اللهِ

Aku Bersaksi Bahwa Tiada Tuhan Selain Allah dan Aku Bersaksi Nabi Muhammad Adalah Utusan Allah

ALLAH S.W.T berfirman :

مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَى

“Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya”. [Az-Zumar: 3]

Kapan Kalian (Saudara - Saudariku) Bisa Benar Benar Bertakwa Kepada ALLAH dan Kapan Kalian Benar Benar Bisa Menyayangi dan Mencintai ALLAH Karena Rasa Syukur dan Hormat mu Kepada NYA, Sebelum Segalanya DIA Hancurkan (KIAMAT)

Wassalam

Kamis, 24 Desember 2015

Keajaiban-keajaiban yang terjadi ketika Rasulullah SAW dilahirkan

Kelahiran Nabi Muhammad s.a.w. pada 12 Rabiulawal, Tahun Gajah di Mekah al-Mukarramah sebagai pembuka rahmat di pelosok alam semesta. Kelahiran baginda menjadi seribu satu tanda bahwa baginda akan menjadi utusan terakhir dalam menyampaikan risalah Islam. Ia merupakan peristiwa utama dalam sejarah Islam. Baginda mempunyai kelebihan luar biasa, bukan saja dilihat dalam konteks sebelum kelahirannya tetapi dalam konteks sewaktu dan setelah dilahirkan.

Peristiwa luar biasa ini disebut sebagai Irhas. Irhas bermakna satu kejadian luar biasa bagi manusia yang normal dan hanya diberikan kepada seorang Nabi. Sehubungan itu, masih ramai masyarakat Islam yang sebenarnya tidak mengetahui peristiwa dibalik kelahiran baginda. Ini karena masih banyak lagi rahasia yang belum terungkap. Sebenarnya banyak keajaiban yang berlaku sebelum kelahiran Nabi Muhammad s.a.w.

Pertama, sewaktu Rasulullah s.a.w. berada di dalam kandungan bundanya, Aminah, beliau tidak merasa susah sebagaimana dialami oleh ibu-ibu yang hamil. Kehamilannya disadari melalui berita dari malaikat yang datang kepadanya ketika beliau sedang tidur. Malaikat mengatakan bahwa beliau telah mengandung seorang Nabi dan Penghulu kepada seluruh umat manusia. Selain itu kehamilannya ditandai dengan haidnya terputus dan berpindahnya cahaya daripada wajah Abdullah ke wajahnya.

Kedua, ketika Nur Muhammad masuk ke dalam rahim Aminah, Allah memerintahkan malaikat supaya membukakan pintu syurga Firdaus dan memberitahu semua penghuni langit dan bumi. Tanah-tanah disekitaran kawasan tersebut yang kering menjadi subur, pohon-pohon kayu rimbun dan berbuah lebat. Begitu juga hewan-hewan di darat dan di laut sibuk membincangkannya.

Ketiga, peperangan tentara bergajah yang disebut di dalam al-Quran surah al-Fil, datang menyerang kota Mekah. Ia diketuai oleh tentara bergajah dengan menunggang seekor gajah besar bernama Mahmudi. Sewaktu mereka hampir sampai ke tempat tersebut, gajah-gajah itu berhenti dan mundur dengan izin Allah. Namun demikian, sekumpulan burung Ababil datang menyerang dan menghancurkan mereka sebagaimana yang disebut di dalam al-Quran.

Peristiwa ini amat menakjubkan dan diriwayatkan dalam kitab-kitab sejarah.

Keempat, Aminah turut mengalami mimpi yang menakjubkan. Beliau menadahkan tangan ke langit dan melihat sendiri malaikat turun dari langit. Ia diumpamakan kapas putih yang terapung di angkasa. Kemudian malaikat tersebut berdiri di hadapannya. Ia berkata "Khabar bahagia untuk saudara, wahai ibu daripada seorang Nabi. Putera saudara itu menjadi penolong dan pembebas manusia. Namakan dia Ahmad."

Semasa kelahiran Nabi Muhammad s.a.w., Aminah ditemani Asiah dan Maryam. Dalam hal ini ia merupakan satu isyarat bahwa Nabi Muhammad lebih tinggi derajatnya daripada Nabi Isa dan Musa. Keadaan ini diterangkan dalam kitab Taurat dan Injil bahwa akan datang seorang nabi pada akhir zaman. Semasa baginda dilahirkan, bundanya menyaksikan nur atau cahaya keluar dari tubuh badan baginda. Cahaya tersebut menyinari hingga ke Istana Busra di Syria. Ia dilihat seolah-olah seperti anak panah bagaikan pelangi sehingga dari jauh kota-kota tersebut dapat dilihat. Ada juga yang berpendapat bahawa cahaya itu datang dan menerangi seluruh dunia. Ini dapat dijelaskan oleh sumber-sumber Arab yang paling awal yang menyatakan bahawa suatu cahaya terpancar dari rahim Aminah apabila baginda dilahirkan. Aminah sendiri melihat baginda dalam keadaan terbaring dengan kedua tangannya mengangkat ke langit seperti seorang yang sedang berdoa. Kemudian bundanya melihat awan turun menyelimuti dirinya sehingga beliau mendengar sebuah seruan "Pimpinlah dia mengelilingi bumi Timur dan Barat, supaya mereka tahu dan dialah yang akan menghapuskan segala perkara syirik". Selepas itu awan tersebut lenyap dari pandangan Aminah.

Setengah riwayat menyatakan nabi dilahirkan dalam keadaan memandang ke arah langit sambil meletakkan tangannya ke tanah sebagai tanda ketinggian martabatnya daripada semua makhluk. Dikatakan juga pada malam kelahiran baginda, berhala-berhala yang terdapat di situ mengalami kerusakan dan kemusnahan.

Menurut riwayat daripada Abdul Mutalib, "Ketika aku sedang berada di Kaabah, tiba-tiba berhala jatuh dari tempatnya dan sujud kepada Allah. Lalu aku mendengar suara dari dinding Kaabah berkata, "telah lahir nabi pilihan yang akan membinasakan orang kafir dan mensucikanku daripada berhala- berhala ini dan akan memerintahkan penyembahan Yang Maha Mengetahui."

Selain itu di tempat yang lain pula satu goncangan terjadi di mahligai Kisra dan menyebabkan mahligai tersebut retak, manakala empat belas tiang serinya runtuh. Keadaan ini merupakan di antara tanda - tanda keruntuhan kerajaan tersebut. Namun, api di negara Parsi yang tidak pernah padam hampir selama seribu tahun telah padam dengan sendirinya. Api tersebut merupakan api sembahan orang-orang Majusi yang dianggap sebagai tuhan. Peristiwa itu amat mengejutkan orang Parsi.

Dalam waktu yang sama, pada malam kelahiran baginda, Tasik Sava yang dianggap suci tenggelam ke dalam tanah. Setelah baginda lahir, tembakan bintang/komet menjadi sering sebagai tanda bahwa pengetahuan syaitan dan jin mengenai perkara ghaib sudah tamat.

Rasulullah lahir dalam keadaan sudah dikhitan/disunat. Halimah as-Sa'diyyah, ibu susuan Rasulullah, sebelum menyusui beliau adalah seorang wanita yang telah kering air susunya. Namun, begitu beliau mau menyusui Rasu­lullah, air susunya menjadi melimpah. Begitu juga dengan ternak peliharaannya. Sejak Rasulullah menjadi anak asuhnya, ternak peliharaannya menjadi berkembang biak dengan pesatnya.

Berdasarkan peristiwa tersebut jelaslah kelahiran Nabi Muhammad s.a.w. mempunyai keistimewaan tersendiri. Ini karena baginda adalah khatamun nubuwwah, penutup segala Nabi. Perkara -perkara luar biasa ini telah membuktikan kepada kita kemuliaan baginda di sisi Allah, sekaligus sebagai bukti kerasulannya.

Di samping itu, bukti -bukti tersebut juga dijelaskan di dalam kitab kitab terdahulu seperti kitab Taurat, Zabur dan Injil sebagai rasul yang terakhir.
 Ka'abul-Akhbar berkata, "Aku melihat dalam kitab Taurat bahwa Allah telah mengabarkan tentang kelahiran Nabi Besar Muhammad. Allah berfirman, 'Ketika bintang yang sudah kalian kenal dengan nama bintang 'tsabit' itu bergerak dan berjalan dari tempatnya maka pada saat itulah Nabi Muhammad lahir.”

Peristiwa berjalannya bintang tsabit disaksikan oleh semua orang Yahudi. Tetapi, mereka tidak menyiarkan tentang kelahiran Nabi Muhammad yang telah mereka ketahui sebab rasa iri dan dengki yang tertanam di hati mereka sehingga mereka menyembunyikan kabar baik tersebut.

Kepada kaum Nabi Isa a s , Allah juga mengabarkan tentang kelahiran Nabi Muhammad, yakni seperti yang tertulis dalam kitab mereka, "Ketika pohon-pohon kurma yang telah kering, tiba-tiba keluar daunnya, maka pada saat itulah Nabi Muhammad telah lahir ke dunia."
Dan benarlah, apa yag telah ditulis dalam kitab umatnya Nabi Isa menjadi kenyataan karena pohon-pohon kurma yang telah kering dan hampir mati, tiba-tiba keluar daunnya lagi. kejadian tersebut diketahui oleh golongan kaum Nasrani, namun mereka menyembunyikannya karena perasaan iri dan dengki yang tertanam di hati mereka.

Dalam kitab Zabur, Allah memberi tanda-tanda kepada umat Nabi Dawud tentang kelahiran Nabi Muhammad dengan suatu pertanda, "Ketika mata air yang telah kalian kenal kering airnya, tiba-tiba memancarlah air dengan derasnya, maka pada saat itulah waktu kelahiran Nabi Besar Muhammad telah tiba."
Ketika Nabi Muhammad telah lahir, tanda-tanda seperti yang tersebut dalam kitab Zabur pun terbukti dan mereka mengetahuinya. tapi, mereka menyembunyikannya karena perasaan iri dan dengki yang tertanam di hati mereka.

Sabtu, 19 Desember 2015

Angka 19 - Pendeteksi keaslian Al Qur'an

Katakanlah: "Seandainya manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa dengan Al-Quran ini, niscaya mereka tidak akan mampu membuat yang serupa dengannya, sekali­pun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain. " (Al-Isra: 88)

Sesungguhnya telah Kami turunkan AI-Quran dan sesungguhnya Kami akan menjaganya. (Al-Hijr: 9)

Angka 19 menjadi "perumpamaan yang aneh" atau matsal bagi para ilmuwan yang membaca Al-Qur'an. Karena ditemukan ratusan struktur matematis berhubungan dengan bilangan prima. Struktur pertama berhubungan dengan jumlah surat dan banyaknya juz dalam al-Qur'an.

Jumlah surat dalam al-Qur'an adalah 114. Angka 114 adalah angka ajaib, karena bilangan prima ke-114 adalah 619, dan 114 adalah (6x19). Kita ketahui pula, isi al-Qur;an terbagi dalam 30 juz, angka 30 adalah bilangan komposit ke-19, yaitu:
4, 6, 8, 9, 10, 12, 14, 15, 16, 18, 20, 27, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 30. 


Dalam kehidupan sehari-hari, tanda tangan ataupun sidik jadi digunakan sebagai pengenal keaslian seseorang. Dengan menandatangani suatu dokumen, atau dengan memberikan cap sidik jari kepada suatu dokumen, maka dapat dipastikan apakah memang dokumen tersebut disetujui oleh kita atau bukan.

Dalam ilmu komputer ada yang dinamakan checksum atau CRC. Mungkin kita pernah men-zip men-rar suatu file atau folder dikomputer. Ketika kita membuka suatu file zip atau rar, kadang-kadang kita memperoleh error "checksum CRC error". Itu artinya file zip atau rar kita corrupt, ada yang mengubah isi file tersebut, sehingga file tersebut dianggap tidak asli lagi dan akhirnya tidak bisa dibuka.

Di dalam fotografi, ada yang dinamakan watermark, seperti memberikan "tanda tangan" terhadap foto yang kita ambil, sehingga dapat dibuktikan keasliannya bahwa itu adalah hasil jepretan kita.


Allah, di dalam Al-Quran, ternyata memberikan pendeteksi keaslian (checksum) semacam ini. Bahkan Allah secara spesifik memberikan kuncinya kepada manusia dalam surah Al-Muddatstsir ayat 30 :
[74:30] Di atasnya ada sembilan belas
Note : kebanyakan terjemahan memberikan tambahan "(malaikat penjaga)" untuk terjemahan ayat ini. Perlu di catat bahwa dalam terjemahan Quran, yang berada di dalam kurung adalah catatan penerjemah. Allah tidak pernah menggunakan tanda "dalam kurung" di dalam Quran.

Bilangan "Sembilan belas" ada di atas, kata Allah, menunjukkan keistimewaan dari angka 19 ini yang akan di bahas selanjutnya. Di ayat berikutnya Allah bahkan menjelaskan tujuan diadakannya angka "Sembilan belas" ini :
[74:30] Di atasnya ada sembilan belas
[74:31] ... dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan :
- untuk jadi cobaan bagi orang-orang kafir,
- supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab menjadi yakin
- dan supaya orang yang beriman bertambah imannya
- dan supaya orang-orang yang diberi Al Kitab dan orang-orang mu'min itu tidak ragu-ragu
- dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir (mengatakan): "Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai suatu perumpamaan?"
Demikianlah Allah membiarkan sesat orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ...

Mari kita lihat sebagian kecil peranan angka 19 dalam penentuan keaslian Al-Qur'an.
Sebelumnya perlu diingat bahwa Al-Qur'an diturunkan berangsur-angsur, sedikit demi sedikit, dalam waktu 22 tahun 2 bulan 22 hari, dan diturunkan tidak berurut (ayat-ayat yg pertama kali diturunkan adalah 5 ayat pertama surah ke 96). Pengaturan susunan surah dan ayat seluruhnya diwahyukan oleh Allah kepada nabi Muhammad SAW, membentuk kitab yg sangat sempurna...



Checksum Pertama

Mari kita lihat struktur Al-Qur'an :
  1. Jumlah surah di dalam Al­-Qur'an adalah 114 (6 x 19).
  2. Angka 114 adalah angka yang unik, karena bilangan prima ke-114 adalah 619, dan 114 adalah (6 x 19).
  3. Ada 6346 ayat dalam Quran (termasuk bismillah di awal surah/ayat 0) (19 x 334) (6 + 3 + 4 + 6 = 19).
  4. Kita ketahui pula, isi Al-Qur'an terbagi dalam 30 juz. Angka 30 adalah bilangan komposit (bilangan asli yang lebih besar daripada 1 dan bukan bilangan prima) yang ke-19, yaitu: 4, 6, 8, 9,10,12,14, 15, 16, 18, 20, 27, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 30.
  5. Ada 114 bismillah dalam Quran. Satu bismillah merupakan ayat 1 surah Al-Fatihah dan 112 bismillah lainnya menjadi pembuka semua surah surah akan tetapi tidak termasuk ke dalam ayat atau sering dikatakan sebagai ayat 0, dengan pengecualian surah ke-9 (tidak dibuka dengan bismillah) dan 1 bismillah di tengah-tengah surah yaitu surah 27 ayat 30. (114=19 x 6) .
  6. Bismillahirrahmanirrahim  terdiri dari 19 huruf (dalam bahasa arab).
  7. Satu-satunya surah yang tidak diawali dengan bismillah adalah surah ke-9, dan satu-satunya surah dimana bismillah muncul dua kali adalah surah ke-27. Banyaknya surah dihitung dari surah ke-9 sampai surah ke-27 (termasuk surah ke 9 dan surah ke 27) adalah 19 surah.
  8. Lima ayat pertama yang diturunkan terdiri dari 19 kata.
  9. Di dalam Quran di sebutkan 30 bilangan : 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 19, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 99, 100, 200, 300, 1000, 2000, 3000, 5000, 50000, dan 100000, yang apabila ke-30 bilangan-bilangan tersebut dijumlah menjadi 162146 ( 19 x 8534)
Terkait dengan poin ke-9, begitu konsistennya Quran menjaga angka 19 ini sehingga ketika menyebutkan umur nabi Nuh AS, Quran menggunakan kalimat "...seribu tahun kurang lima puluh tahun..." [29:14], bukannya ".. sembilan ratus lima puluh tahun ...".
 
Checksum Kedua

Al-Qur'an terstruktur dalam bentuk 6 x (10 + 9) atau 60 + 54, yaitu 60 surah yang banyak ayat-nya genap, dan 54 surah yang banyak ayat-nya ganjil.
Contohnya adalah Al-Fatihah dengan 7 ayat berarti surah dengan ayat ganjil.
Tetapi Al-Baqarah dengan 286 ayat merupakan surah dengan ayat genap.

Prof. Abdullah Jalghoom dari Yordania menemukan suatu ketentuan dengan kondisi di atas:
  1. Ke-60 surah dengan banyak ayat genap apabila nomor surahnya dijumlahkan diperoleh hasil 3450 atau 345 x 10.
  2. Ke-54 surah dengan banyak ayat ganjil apabila nomor surahnya dijumlahkan diperoleh hasil 3150 atau 345 x 9.
  3. Total jumlah seluruh nomor surah adalah 6555 atau 345 x 19 (1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6+7+....+114=6555) 
Dengan demikian, nomor surah dan banyaknya ayat-ayatnya tidak dapat dipertukarkan, yang jika tertukar maka struktur di atas tidak berlaku. Misalnya, surah Al-Fatihah ditukar tempatnya dengan surah Al-Baqarah maka jumlah ayat-ayat yang genap menjadi 3449 dan jumlah ayat-ayat yang ganjil menjadi 3151.


Checksum Ketiga

Al-Qur'an dengan 114 surah dapat dibagi dua berdasarkan susunannya:
  1. 57 (19 x 3) surah yang homogen, di mana jenis nomor surahnya sama dengan jumlah ayat yang dikandungnya, yaitu genap-genap atau ganjil-ganjil. Contoh surah Al-Fatihah atau "Pembuka­an' dengan nomor surah 1 atau ganjil, jumlah ayat yang dikandungnya juga ganjil, yaitu 7 ayat. Contoh lain adalah surah Al-Baqarah atau "Sapi Betina". Nomor surah 2 atau genap, jumlah ayat 286 atau genap pula. Surah-surah homogen ini, jumlah nomor-nomor surahnya ditambah dengan jumlah dari banyaknya ayat masing-masing surahnya adalah 6236, atau sama dengan banyaknya ayat dalam Al-Qur'an seluruhnya.
  2. 57 (19 x 3) surah yang heterogen, di mana jenis nomor surahnya berbeda dengan jumlah ayat yang dikandungnya, yaitu genap-ganjil atau ganjil­-genap.Misalnya, Surah Ali 'Imran, nomor surah 3 atau ganjil, jumlah ayat 200 atau genap. Jumlah nomor surah yang heterogen ini dan jumlah ayat-ayat dari surah-surah yang heterogen adalah 6555 atau sama dengan jumlah nomor surah dalam Al-Qur'an dari 1 sampai dengan 114, (1+2+3+4+....+114).
Bila kedua kelompok surah ini dijumlahkan, akan meng­hasilkan bilangan prima: 6236 + 6555 =12791 yang merupakan bilangan prima ke-1525.




Checksum Keempat

Pemilihan angka 114 sebagai banyaknya surah sangat luar biasa, karena dapat dibagi atau dipartisi menjadi 3 kelompok besar yang simetris yang tentu saja berkaitan dengan angka 19, seperti ditunjukkan tabel dibawah :
 

Checksum Kelima

Hanya ada 19 surah, tidak lebih tidak kurang - dari 114 surah - di mana nomor surah dengan banyaknya ayat dari surah tersebut apabila dijumlahkan, hasilnya adalah bilangan prima


Checksum Ketujuh

Al-Qur’an juga dapat dibagi menjadi dua kelompok surah :
  1. 29 surah yang memiliki inisial (fawatih) di permulaan surahnya, yaitu suatu kombinasi misterius dari abjad, seperti nun, shad, alif lam mim. Semuanya ada 14 huruf Arab yang digunakan sebagai inisial. Kombinasi-kombinasi huruf itu meru­pakan awalan di surah-surah Makiah, dengan 2 surah pengecualian. Sekedar informasi bahwa Angka 29 adalah bilangan prima yang ke-10.
  2. Sisanya 85 surah (5 x 17, yang dua-duanya adalah prima) tidak mempunyai inisial di awal surahnya, dimana angka 5 x 17 berhubungan dengan perintah shalat, 5 kali sehari berjumlah 17 raka’at.
Dari 29 surah yang mempunyai inisial ini, dapat kategorikan lagi sebagai berikut:
  • 19 surah di mana kombinasi huruf (inisial) nya merupakan ayat tersendiri. Contohnya adalah surah Al-Baqarah, surah nomor 2. Sisanya, 10 surah, inisial-nya bukan merupakan ayat tersendiri, merupakan bagian dari suatu kalimat.
  • 19 surah di mana nomor surahnya bukan bilangan prima. Contohnya, surah Thaha, surah nomor 20. Sisanya,10 surah, bernomor bilangan prima: 2, 3, 7, 11, 13,19, 29, 31, 41, dan 43. Coba perhatikan, surah 19 ditempatkan pada urutan nomor 6 dari urutan bilangan prima pada 10 surah tadi, yang apabila dikalikan (6 x 19 =114), sama banyaknya dengan banyaknya  surah dalam Al-Quran. Jumlahnya pun: 2 + 3 + 7 + 11 + 13 + 19 + 29 + 31 + 41 + 43 = 198, dimana 198 merupakan bilangan tengah dari bilangan prima kembar (197,199). Bilangan prima kembar adalah pasangan bilangan prima yang memiliki sesilih dua.
  • Surah 19 , Maryam, merupakan surah yang ke-10 dari 29 surah ini.





Silakan perhatikan susunan surah pada tabel diatas.
  • Surah al-Ankabut atau "Laba-laba", terletak di posisi tengah, dengan nomor surah 29.
  • Sebelumnya terdapat 14 surah ber-inisial dan sesudahnya juga terdapat 14 surah ber-inisial. Surah ber-inisial ini mulai dari surah nomor 2 (Al-Baqarah) sampai dengan nomor 68 (Al-Qalam). Posisi ini simetris murni.
Mereka disusun sangat unik, simetris satu sama lain, dan surah nomor 29 diletakkan di tengah-tengah 29 surah. Kesimpulan lain yang dapat diperoleh dari tabel di atas adalah :
  • Di antara surah-surah ber-inisial, surah nomor 2 sampai dengan surah nomor 68, terdapat 38 surah yg tidak ber-inisial, atau sama dengan (2 x 19).
  • Lima surah sebelumnya jika dihitung dari tengah (nomor 15/surah Al-Ankabut) dalam tabel di atas adalah surah nomor 19 dan lima surah setelahnya adalah surah nomor 38, atau (2 x 19).
  • Dari surah nomor 19 (Maryam) sampai akhir, ada 19 surah ber-inisial.
  • Sebelum surah Shad nomor 38 (19 x 2), terdapat 19 surah ber-inisial.

wallahu a'lam
Maha benar Allah dengan segala firman-Nya

(dari berbagai sumber)
untuk melihat dan mencari ayat-ayat Quran dapat melalui http://www.quranplus.com