BUKAN hanya kita sebagai makhluk biasa, akan tetapi Rasulullah SAW pun pernah ditegur oleh Allah SWT. Teguran ini berawal dari kesalahan diri kita sendiri. Begitu pula yang terjadi pada Rasulullah.
Beliau mendapat teguran dari Allah karena sikap yang merugikan dirinya sendiri. Lalu, kesalahan apa yang membuat beliau ditegur oleh Allah?
Jika kita membahas ayat-ayat Allah SWT yang menegur Rasulullah SAW itu hanya sekitar masalah pelaksanaan dakwah yang sering dilakukan beliau secara berlebihan, sehingga melampaui kemampuan fisik dan mental beliau.
Karena itulah Allah mengingatkan beliau dengan firman-Nya, “Thaahaa. Kami tidak menurunkan Al-Quran ini kepadamu agar kamu menjadi susah,” (QS. Thaha: 1-2).
Dalam ayat-ayat lain pun, diterangkan beberapa tindakan atau amalan Rasulullah SAW dalam berdakwah yang melampaui kemampuan fisik dan mental beliau. Berikut beberapa ayatnya:
1. “Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang Allah halalkan bagimu; kamu mencari kesenangan hati isteri-isterimu? dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,” (QS. At-Tahrim: 1).
Bukhari dan Muslim meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW pernah mengharamkan dirinya minum madu untuk menyenangkan hati isteri-isterinya. Maka turunlah ayat teguran ini kepada Nabi.
2. “Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati setelah mereka berpaling. Sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al-Quran),” (QS. Al-Kahfi: 6).
3. “Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya?” (QS. Yunus: 99).
4. “Maka apakah orang yang dijadikan (syaitan) menganggap baik pekerjaannya yang buruk lalu Dia meyakini pekerjaan itu baik, (sama dengan orang yang tidak ditipu oleh syaitan)? Maka sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Maka janganlah dirimu binasa karena kesedihan terhadap mereka. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat,” (QS. Fathir: 8).
5. “Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling, karena telah datang seorang buta kepadanya,” (QS. ‘Abasa: 1-2).
Orang buta itu bernama Abdullah bin Ummi Maktum. Dia datang kepada Rasulullah SAW meminta ajaran-ajaran tentang Islam. Lalu, Rasulullah SAW bermuka masam dan berpaling daripadanya, karena beliau sedang menghadapi pembesar Quraisy dengan pengharapan agar pembesar-pembesar tersebut mau masuk Islam. Maka turunlah surat ini sebagi teguran kepada Rasulullah SAW.
6. “Maka boleh jadi kamu hendak meninggalkan sebahagian dari apa yang diwahyukan kepadamu dan sempit karenanya dadamu, karena khawatir bahwa mereka akan mengatakan, ‘Mengapa tidak diturunkan kepadanya perbendaharaan (kekayaan) atau datang bersama-sama dengan Dia seorang malaikat?’ Sesungguhnya kamu hanyalah seorang pemberi peringatan dan Allah pemelihara segala sesuatu,” (QS. Huud: 2).
7. “Boleh jadi kamu (Muhammad) akan membinasakan dirimu, karena mereka (penduduk Mekkah) tidak beriman,” (QS. Asy-Syu’ara: 3).
Semua teguran Allah itu karena besarnya rahmat dan kasih sayang kepada Rasulullah SAW. Tugas beliau hanyalah menyampaikan risalah, seperti dalam firman-Nya, “Katakanlah, ‘Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu. Maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir’,” (QS. Al-Kahfi: 29).
Jadi, jangan ada ungkapan bahwa Allah itu tidak adil. Karena, Allah menegur seseorang, semata-mata karena Dia sangat menyayangi hamba-Nya. Allah menginginkan agar hamba-Nya mengerti, bahwa menyiksa diri sendiri itu tidak baik untuk dirinya. Karena, terkadang kesalahan itu dibuat atas perbuatan kita sendiri.
Hal ini juga membuktikan bahwa BUKAN Rasulullah yang mengarang Al-Qur'an dan juga bukan menjiplak dari kitab-kitab terdahulu. Wallahu A'lam...
Sumber: Anda Bertanya Islam Menjawab/Karya: Prof. Dr. M. Mutawalli asy-Sya’rawi/Penerbit: Gema Insani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar