Assalamu alaikum Sahabat, Selamat Datang di Blog sederhanaku, get the inspiration of life...

Share on:

Sabtu, 18 Maret 2017

Ucapan Umar yang diabadikan oleh Allah dalam Al Quran


Para sahabat Nabi SAW adalah orang-orang yang istimewa. Nabi sendiri yang menyampaikan Sebaik-baik manusia adalah (yang hidup) di zamanku, kemudian orang-orang setelahnya, kemudian orang-orang setelahnya". Al Quran Nur Karim sangat banyak membicarakan sahabat Nabi SAW. Allah berfirman dalam surat Ali Imron ayat 110 Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia…”, Ayat ini awalnya adalah untuk para sahabat Nabi walau berlaku untuk umum.
Di dalam surat Al Fath ayat 29 Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia…”. Mereka dipuji di dalam Al Quran, Taurat dan Injil oleh Allah SWT. Ini dahulunya adalah sebuah masyarakat yang jahiliyah kemudian mereka menjadi masyarakat yang sangat istimewa.
Salah satu orang yang sangat istimewa adalah orang yang disebut dalam hadist beliau. Nabi SAW menyampaikan “Kalau ada Nabi setelahku maka pasti Umar bin Khattab, hanya tidak ada Nabi setelah aku”
 
Suatu hal yang luar biasa karena kita tahu bahwa Umar bin Khattab orang yang secara masa lalu adalah bagian dari masyarakat jahiliyah. Tidak seperti Abu Bakar Ra. Beliau adalah orang yang baik sejak dulu, tidak pernah menyembah patung, tidak berbuat kedzoliman. Tetapi Umar berbeda. Ternyata orang seperti Umar masih terbuka kesempatan untuk berbuat baik bahkan lebih dari kata baik. Dia menjadi orang yang tingkat kebaikannya―bahkan kalau ada Nabi setelah Nabi Muhammad SAW― maka Umar adalah orangnya. 
Dan ternyata banyak kalimat dan pendapat Umar yang diabadikan oleh Allah dalam Al Quran Nur Karim, bahkan diantara kalimat Umar ada yang diabadikan persis apa adanya. Beberapa Ulama yang menuliskannya seperti Asy Suyuthi Rahimahullah Ta’ala. Beliau membuat bab khusus tentang pendapat Umar ada di dalam Al Quran Nur Karim. Bahkan Ibnu Asakir meriwayatkan perkataan Ali bin Abi Thalib Ra, beliau (Ali bin Abi Thalib Ra) mengatakan sendiri bahwa di dalam Al Quran benar-benar ada pendapat Umar. Di dalam buku Fadhoil al Imamain (keutamaan dua imam) karya Abu Abdillah Asy Syaibani beliau mengumpulkan ada 21 pendapat dan tema dari Umar bin Khattab Ra yang diabadikan oleh Al Quran Nur Karim. 

Suatu hari Umar mendatangi Rasulullah SAW, di hatinya menyimpan resah tentang keluarga Nabi SAW dan kegundahan hati Umar membuat Allah SWT memberikan wahyu kepada Rasulullah tentang hijab untuk para muslimah. Ketika Umar berkata kepada Rasulullah, “Yaa Rasulullah, andai Allah menurunkan ayat tentang hijab karena ada banyak orang keluar masuk menemui istrimu sementara orang bermacam-macam (ada orang baik dan yang tidak baik).” Ketidaknyamanan Umar karena begitu cintanya kepada Ahlul Bait (Rasulullah, keluarga dan istri-istri beliau). Kalimat inilah yang menjadi Asbabun Nuzul dalam surat Al Ahzab 59 yang memerintahkan sejak hari itu agar setiap muslimah memakai pakaian jilbab.Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin. Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Di hari yang lain Umar kedatangan sahabat mengajinya. Dari sahabatnya itulah Umar mendapat kabar yang mengejutkan dan reaksi Umar keseluruhannya diabadikan oleh Al Quran. Umar tidak setiap hari datang ke Masjid Nabawi untuk belajar ke Nabi SAW karena harus ke pasar. Dia bergantian dengan tetangganya. Hari ini Umar, besok tetangganya, begitu mereka bergantian untuk memberikan ilmu dan berita yang terjadi di dalam Kota Madinah. Suatu hari giliran tetangganya dan dia mengetuk pintu rumah Umar dan berkata “ada peristiwa yang menakutkan dan luar biasa bahaya” Umar menduga datang musuh. Karena muslimin saat itu sedang membicarakan tentang kedatangan musuh. Kemudian tetangganya mengatakan “lebih berat dari itu.” Umar kaget dan berkata “apa itu?”. Dia berkata “Nabi menceraikan seluruh istrinya”. Salah satu istri Nabi Ummul Mukminin adalah putri Umar ―Hafshah Ra― kemudian dia langsung pergi ke rumah putrinya dan memarahi Hafshah. “Ini pasti karena kalian” sampai kemudian keluarlah kalimat Umar yang kemudian menjadi asbabun nuzul bahkan ini adalah termasuk ayat yang kalimat Umar diabadikan apa adanya. Surat At Tahrim 5 Jika Nabi menceraikan kamu, boleh jadi Tuhannya akan memberi ganti kepadanya dengan isteri yang lebih baik daripada kamu, yang patuh, yang beriman, yang taat, yang bertaubat, yang mengerjakan ibadat, yang berpuasa, yang janda dan yang perawan.” Panjang sekali kalimat Umar dan persis seperti itu Allah turunkan.  Subhanallah. Kalimat ini diabadikan oleh Al Quran Nur Karim sebagai sebuah kemuliaan untuk Umar bin Khattab. 

Bahkan perkataan Umar ―tentang kedustaan orang-orang Munafik yang disebarkan untuk mencoreng kemuliaan Ummul Mukminin Aisyah Ra― juga ditulis di dalam Al Quran. Aisyah Ra Ummul Mukminin pernah mendapati kehidupan yang sulit ketika beliau dituduh berbuat serong. Suatu tuduhan yang tidak bertanggung jawab. Ketika Nabi SAW berbincang dengan Umar bin Khattab, Umar berkata “Yaa Rasulullah, siapa yang menikahkan engkau? Bukankah Allah.” Rasul mengatakan “Allah”. “Apakah engkau menduga Yaa Rasulullah, Allah Ta’ala memasukkan wanita yang tidak baik dalam kehidupanmu. Kemudian Umar berkata “Subhaanaka haadzaa buhtaanun ‘adziim (Maha Suci Engkau (Ya Tuhan kami), ini adalah dusta yang besar. Artinya tuduhan yang menuduh Ummul Mukminin Aisyah adalah suatu dusta yang besar.   

Dan kalimat “Subhaanaka haadzaa buhtaanun ‘adziim” diabadikan apa adanya di surat An Nur dalam rangkaian peristiwa hadistul ifki (berita dusta).  Asbabun Nuzulnya adalah kalimat Umar Ra dan kemudian Allah SWT menyampaikan An Nur ayat 16:  Dan mengapa kamu tidak berkata, diwaktu mendengar berita bohong itu: "Sekali-kali tidaklah pantas bagi kita memperkatakan ini, (Maha Suci Engkau (Ya Tuhan kami), ini adalah dusta yang besar).”
Kalimat ―Subhaanaka haadzaa buhtaanun ‘adziim (Maha Suci Engkau (Ya Tuhan kami), ini adalah dusta yang besar― adalah kalimat yang berasal dari Umar Ra yang disampaikan kepada Rasulullah SAW dimana Umar Ra adalah orang yakin betul bahwa Aisyah Ra adalah wanita yang suci seperti yang diyakini Umar dan sahabat yang lain. Dan Allah menurunkan surat An Nur yang menyatakan Ummul Mukminin Aisyah adalah wanita yang suci.